Masjid Nabawi di Madinah punya payung raksasa yang unik karena bisa membuka dan menutup dengan otomatis. Tak perlu jauh ke Arab Saudi untuk melihat payung tersebut karena Semarang punya masjid dengan payung sejenis.
Payung putih nan besar ditopang dengan besi kokoh bisa Anda lihat di Masjid Agung Jawa Tengah, Jl Gajah Raya, Semarang. Masjid yang memiliki area seluas 10 hektar ini dilirik banyak wisatawan terutama karena payungnya yang seperti di Madinah.
"Ada 6 payung raksasa yang persis dengan yang ada di Nabawi," kata Ketua Pengurus Umum Masjid Agung Jawa Tengah, Subiono.
Sebenarnya, kompleks bangunan masjid ini dipengaruhi oleh beberapa gaya arsitektur. Seperti menurut Subiono, bangunan ini memiliki 3 gaya arsitektur. Bangunan utama masjid, menurutnya bergaya Jawa yaitu rumah Joglo. Sedangkan di atapnya ada kubah yang menandakan seperti masjid lainnya. Menjadikannya kontras antara rumah Joglo dan kubah.
Lalu, lanjut Subiono, di sekelilingnya ada 4 minaret yang mewakili arsitektur versi Persia. Di bagian depan, ada colloseum dengan 25 tiang atau soko dalam bahasa Jawa. "25 Ini mewakili 25 rasul," kata Subiono. Di dalam colloseum ada tulisan 99 asmaul husna yang bisa dibaca para pengunjungnya.
Tak hanya colloseum, bagian depan juga dilengkapi dengan area terbuka luas yang disebut sebagai plaza, seperti yang ada di Eropa. Di dalam plaza inilah berdiri payung-payung otomatis. Jika dibentangkan, 6 payung ini mampu menutupi seluruh plaza dengan sempurna.
"Tujuannya, bisa melindungi jamaah saat sedang beribadah di luar masjid," tutur Subiono.
Yang menarik, ada juga menara besar setinggi 99 meter di sana. Menara ini menjadi replika dari Menara Kudus. Ada banyak geliat kegiatan di dalam menara yang bernama Asmaul Husna Tower.
Di lantai 1, ada kantor radio Dais atau yang berarti Dakwah Islam. Lantai 2, 3, dan 4 diperuntukkan Museum Perkembangan Islam di Jawa Tengah. Museum ini akan membuka wawasan Anda mengenai perkembangan Islam dari waktu ke waktu.
Ada yang menarik di lantai 18 yaitu restoran putar. Makan di sini, secara tidak sadar Anda akan diajak berputar. Restoran jenis ini banyak ada di luar negeri seperti di Dubai, Las Vegas dan Sydney. Pada lantai 19, Anda bisa menikmati pemandangan Kota Semarang dari ketinggian dengan menggunakan teropong.
Untuk menikmati semua yang ada di menara ini, Anda cukup membayar sebesar Rp 5.000. Itu sudah termasuk tiket masuk museum dan lantai untuk meneropong. Anda harus lebih bersabar saat sedang banyak pengunjung. "Pengunjung naiknya bisa gantian dengan menggunakan lift yang ada," kata Subiono.
Ingin menikmati Masjid Agung Jawa Tengah lebih lama? Di sana juga tersedia hotel kecil dengan kapasitas 22 kamar. Di Hotel Graha Agung, Anda bisa bermalam dengan tarif dari Rp 400 ribu hingga Rp 900 ribu semalam. "Letaknya masih di area masjid ini," tutup Subiono.
Payung putih nan besar ditopang dengan besi kokoh bisa Anda lihat di Masjid Agung Jawa Tengah, Jl Gajah Raya, Semarang. Masjid yang memiliki area seluas 10 hektar ini dilirik banyak wisatawan terutama karena payungnya yang seperti di Madinah.
"Ada 6 payung raksasa yang persis dengan yang ada di Nabawi," kata Ketua Pengurus Umum Masjid Agung Jawa Tengah, Subiono.
Sebenarnya, kompleks bangunan masjid ini dipengaruhi oleh beberapa gaya arsitektur. Seperti menurut Subiono, bangunan ini memiliki 3 gaya arsitektur. Bangunan utama masjid, menurutnya bergaya Jawa yaitu rumah Joglo. Sedangkan di atapnya ada kubah yang menandakan seperti masjid lainnya. Menjadikannya kontras antara rumah Joglo dan kubah.
Lalu, lanjut Subiono, di sekelilingnya ada 4 minaret yang mewakili arsitektur versi Persia. Di bagian depan, ada colloseum dengan 25 tiang atau soko dalam bahasa Jawa. "25 Ini mewakili 25 rasul," kata Subiono. Di dalam colloseum ada tulisan 99 asmaul husna yang bisa dibaca para pengunjungnya.
Tak hanya colloseum, bagian depan juga dilengkapi dengan area terbuka luas yang disebut sebagai plaza, seperti yang ada di Eropa. Di dalam plaza inilah berdiri payung-payung otomatis. Jika dibentangkan, 6 payung ini mampu menutupi seluruh plaza dengan sempurna.
"Tujuannya, bisa melindungi jamaah saat sedang beribadah di luar masjid," tutur Subiono.
Yang menarik, ada juga menara besar setinggi 99 meter di sana. Menara ini menjadi replika dari Menara Kudus. Ada banyak geliat kegiatan di dalam menara yang bernama Asmaul Husna Tower.
Di lantai 1, ada kantor radio Dais atau yang berarti Dakwah Islam. Lantai 2, 3, dan 4 diperuntukkan Museum Perkembangan Islam di Jawa Tengah. Museum ini akan membuka wawasan Anda mengenai perkembangan Islam dari waktu ke waktu.
Ada yang menarik di lantai 18 yaitu restoran putar. Makan di sini, secara tidak sadar Anda akan diajak berputar. Restoran jenis ini banyak ada di luar negeri seperti di Dubai, Las Vegas dan Sydney. Pada lantai 19, Anda bisa menikmati pemandangan Kota Semarang dari ketinggian dengan menggunakan teropong.
Untuk menikmati semua yang ada di menara ini, Anda cukup membayar sebesar Rp 5.000. Itu sudah termasuk tiket masuk museum dan lantai untuk meneropong. Anda harus lebih bersabar saat sedang banyak pengunjung. "Pengunjung naiknya bisa gantian dengan menggunakan lift yang ada," kata Subiono.
Ingin menikmati Masjid Agung Jawa Tengah lebih lama? Di sana juga tersedia hotel kecil dengan kapasitas 22 kamar. Di Hotel Graha Agung, Anda bisa bermalam dengan tarif dari Rp 400 ribu hingga Rp 900 ribu semalam. "Letaknya masih di area masjid ini," tutup Subiono.